Senin, 05 November 2012


MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
       Jurasan manajemen pendidikan islam adalah merupakan salah satu jurasan yang di bekali dua skill yaitu kemampuan dalam mamenej dan mendidik dgn baek,Pada mulax saya sangat pesimis berada dijurusan ini karena banyak gosip yang mengatakan bahwa MPI itu tidak memiliki arah tujuan,tapi saya harus optimis karna memang jurusan apapun yang kita pilih kalau kita bisa memanfaatkan potensi yang ada pada diri kita maka kita pasti akan jadi orang yg sukses,kesuksesan itu bukan dari jurusan yang kita ambil tapi tergantung sampai dimana kita berusaha untuk menjadi orang yang sukses,tapi kalau kalian ingin tau lebih dalam tentang mpi kalian masuk saja dalam jurusan tsb

                        oleh : khaerudidin
                tentang manajemen kewirausahaan
                             jurasan
 
A. Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam berwirausaha
  a.  keberhasilan berwirausaha
     untuk menjadi wirausaha di perlukan dukungan dari orang lain yang berhubungan dengan bisnis yang kita ke lola. Mnurut Candra Eka jaya keberhasilan dalam berwirausaha mempunyai  3 target yaitu:
·         Goal atau target yang anda miliki: jangan berwirausaha dengan hanya mengatakan saya ingin kaya karena berwirausaha.
·         Prestasi : terus mencoba melakukan apapun untuk mencapai hasil yang kita inginkan, selain itu dapat juga di artikan bahwa kita harus suka duka akan saya jalani karna prestasi datangnya dari alas an yang kuat utuk mencapai golf tersebut.
·         Kesabaran : sabar dalam menghadapi resiko dalam berwirausaha.
b.  langkah-langkah keberhasilan
·         Memiliki ide atau visi dan misi bisnis yang jelas
Dalam memulai sebuah bisnis seseorang harus mempunyai ide dan tujuan yang jelas dan sistematis agar dapat berjalan sesuai dengan planning awal.
·         Kemauan dan keberhasilan untuk menghadapi resiko.
Resiko bukan sesuatu hal bisa kita hindari sebab setiap usaha pasti ada resiko,kita hanya bisa mengolah resiko tersebut menjadi lebih kecil dan sederhana dengan menghadapinya bukan menghindarinya.


·         Membuat perencanaan berwirausaha, mengorganisasikan dan menjalankannya.
Maksudnya yaitu (planning,organizing dan actuating) harus berjalan sesuai dengan strukturnya masing-masing,dan hal itu harus berjalan beriringan sebagai landasan utama dalam berwirausaha.
·         Mengembangkan hubungan yang baik dengan mitar usaha maupun dengan semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.
c.  faktor yang berperan dalam keberhasilan berwirausaha
·         Kepribadian
Maksudnya  kita mengetahui seseorang yang akan memulai sebuah bisnis harus mempunyai mental  atau sikap kepribadian yang baik terhadap bawahanya.
·         Pengalaman
Pengalaman sangat penting untuk menjalankan usaha,sebab dari pengalaman kita dapat belajar dari sesuatu yang telah kita alami di masa lalu,baik kejadian yang menyenagkan maupun kejadian yang kurang mengenakkan, sebab guru yang baik adalah pengalaman yang membuat kita bangkit menjadi yang lebih baik.
·         Pembimbing atau panutan dari orang lain atau keluarga.
Panutan dari orang lain maupun keluarga menjadi faktor dari luar yang menjadikan kita lebih termotivasi dengan segala bentuk rintangan yang nantinya akan kita hadapi. Dengan begitu kita tidak merasa sendiri.
B.   Faktor-faktor penyebab ke gagalan dalam berwirausaha.
·         Perencanaan
Perencanaan adalah faktor utama dalam setiap memulai sebuah usaha,sebab kita melangkah untuk menjalani sebuah pilihan yang akan menentukan sukses tidaknya suatu usaha oleh sebab itu perencanaan harus di utamakan dan di pikirkan secara matang sebagai usaha meminimalisir datangnya sebuah kegagalan.
·         Modal dan keuangan
Modal dalam memulai usaha dapat menjadi sesuatu yang dapat menjadikan usaha kita gagal dikarenakan kita tidak mampu mengatur setiap ada pemasukan atau pengeluaran.
·         Kurangnya kemampuan pemasaran
Usaha objek penentu kegagalan dan ke suksesan adalah pasar atau marketing,oleh sebab itu kita memerlukan riset pasar terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang di inginkan dan di butuhkan oleh konsumen,dengan begitu produk atau jasa kena kepada sasarannya.
·         Lokasi kurang memadai.
Lokasi menjadi faktor penentu selanjutnya,lokasi yang hendak kita gunakan dalam penjualan harus pada tempat yang stretegis dan mudah di jangkau oleh masyarakat agar masyarakat tidak merasa kesulitan ketika hendak berkunjung ke tempat usaha kita tersebut.
·         Sikap kurang sungguh-sungguh dalam kewirausahaan.
Dalam berwirausaha sikap konsisten dan sungguh-sungguh terhadap apa yang telah kita jalani adalah faktor utama kesuksesan dan kegagalan kita,sebab jika kita telah yakin dan optimis dalam menjalaninya segala bentuk rintang akan terasa mudah di hadapi.

·         Sebelum kita memulai bisnis seseorang harus berani mengambil resiko.
Berani dalam mengambil resiko terhadap setiap langkah yang kita tempuh dalam berwirausaha adalah penentu selanjutnya,setiap keputusan pasti ada resiko yang harus di jalani, yang menjadi tugas kita hanyalah bagaimana  cara kita menghadapi dan menyelesaikannya dengan kepala dingin dan mengambil setiap hikma dan pelajaran yang terkandung dalam resiko tersebut.














Oleh :khairuddin
Tentang psikologi pendidikan
Fakultas

     Pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Sedangkan Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.

Mendorong Tindakan-tindakan Belajar
     Demikian juga, subjek didik sering dipersepsikan sebagai sosok yang bertugas mengkonsumsi informasi-informasi dan pengetahuan yang disampaikan pendidik. Semakin banyak informasi pengetahuan yang mereka serap atau simpan semakin baik nilai yang mereka peroleh, dan akan semakin besar pula pengakuan yag mereka dapatkan sebagai individu terdidik.
   Fungsi ini, dalam batas-batas tertentu, perlu dipertahankan, tetapi harus dikombinasikan dengan fungsi-fungsi sosial yang lebih luas, yakni membantu subjek didik untuk memadukan informasi-informasi yang terpecah-pecah dan tersebar ke dalam satu falsafah yang utuh. Sebagai penengah, pendidik harus mengetahui dimana letak sumber-sumber informasi pengetahuan tertentu dan mengatur mekanisme perolehannya apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh subjek didik.Dengan perolehan informasi pengetahuan tersebut, pendidik membantu subjek didik untuk mengembangkan kemampuannya mereaksi dunia sekitarnya.

     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
1. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis ini mencakup faktor material pembelajaran, faktor lingkungan, faktor instrumental dan faktor kondisi individual subjek didik.Material pembelajaran turut menentukan bagaimana proses dan hasil belajar yang akan dicapai subjek didik. Karena itu, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan kesesuaian material pembelajaran dengan tingkat kemampuan subjek didik ; juga melakukan gradasi material pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat lebih kompeks.
       Faktor lingkungan, yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial, juga perlu mendapat perhatian. Belajar dalam kondisi alam yang segar selalu lebih efektif dari pada sebaliknya. Demikian pula, belajar padapagi hari selalu memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan sosial yang hiruk pikuk, terlalu ramai, juga kurang kondisif bagi proses dan pencapaian hasil belajar yang optimal.

2. Faktor Psikologis
         Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, jumlahnya banyak sekali, dan masing-masingnya tidak dapat dibahas secara terpisah.Perilaku individu, termasuk perilaku belajar, merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.

2.1. Perhatian
Tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu, seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan subjek didik, menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif, seperti bermain peran (role playing), debat dan sebagainya.

. 2.2. Pengamatan
         Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bai masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.

2.3. Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni
 (1) menerima kesan,
 (2) menyimpan kesan, dan
(3) memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.
       Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.

2.4. Berfikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut :
 (1) pembentukan pengertian,
 (2) penjalinan pengertian-pengertian, dan
 (3) penarikan kesimpulan.

2.5. Motif
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.




BIODATA DIRIKU
NAMA             : KHAIRUDDIN
JURUSAN        : MPI
FAKULTAS       : TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS : UIN ALAUDDIN MAKASSAR
HOBY               : MENGAJI AND MAIN BOlA

Oleh    : khaeruddin
FIQIH TENTANG PENGERTIAN SHOLAT
universitas

Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan.Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam). Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat – shalat sunah.Untuk membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis hanya membahas tentang shalat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari – hari.

I. Pengertian Shalat
Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology
istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya”

   Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi, 30)
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.

II. Sejarah Dan Dalil Tentang Kewajiban Shalat
a. Sejarah Tentang Diwajibkan Shalat
Perintah tentang diwajibkannya mendirikan shalat tidak seperti Allah mewajibkan zakat dan lainnya. Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj, dimana proses ini tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan setelahnya Nabi melaksanakan Isra dan Mi’raj, umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan yaitu, yang secara terang – terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah – tengahnya dan yang yakin sekali kebenarannya.
Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal – amal yang lainnya, dan mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya
b. Dalil – Dalil Tentang Kewajiban Shalat
An-Nuur: 56
وَاَقِيْمُوْ الصَّلاَةَ وَآتُوْ الزَّكَوةَ وَاَطِيْعُوْ االرَّسُوْلَ لَعَلَكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Artinya : Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar supaya kalian semua diberi rahmat
Dari dalil – dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata – kata perintah shalat dengan perkataan “laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan “dirikanlah”.
Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah sehingga banyak mereka yang Islam dan melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji dan munkar. Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga mengandung unsur batiniah sehingga apabila shalat telah mereka dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat

III. Batas Waktu Shalat Fardlu

1.      Shalat Dzuhur
Waktunya: ketika matahari mulai condong ke arah Barat hingga bayangan suatu benda menjadi sama panjangnya dengan benda tersebut kira – kira pukul 12.00 – 15.00 siang
2.      Shalat Ashar
Waktunya: sejak habisnya waktu dhuhur hingga terbenamnya matahari. Kira – kira – kira pukul 15.00 –18.00 sore.
3.       Shalat Magrib
Waktunya: sejak terbenamnya matahari di ufuk barat hingga hilangnya mega merah di langit. Kira – kira pukul 18.00 – 19.00 sore
4.        Shalat Is’ya
Waktunya: sejak hilangnya mega merah di langit hingga terbit fajar. Kira – kira pukul 19.00 – 04.30 malam. Shlat Shubuh
Waktunya : sejak terbitnya fajar (shodiq) hingga terbit matahari. Kira – kira pukul 04.00 – 5.30 pagi

IV. Beberapa Pelajaran Dan Kewajiban Shalat
a. Shalat Merupakan Syarat Menjadi Takwa
Taqwa merupakan hal yang penting dalam Islam karena dapat menentukan amal / tingkah laku manusia, orang – orang yang betul – betul taqwa tidak mungkin melaksanakan perbuatan keji dan munkar, dan sebaliknya
Salah satu persyaratan orang – orang yang betul betul taqwa ialah diantaranya mendirikan shalat sebagimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah
b. Shalat Merupakan Benteng Kemaksiatan
Shalat merupakan benteng kemaksiatan artinya bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Semakin baik mutu shalat seseorang maka semakin efektiflah benteng kemampuan untuk memelihara dirinya dari perbuatan makasiat
Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar apabila dilaksanakan dengan khusu tidak akan ditemukan mereka yang melakukan shalat dengan khusu berbuat zina. Maksiat, merampok dan sebagainya. Merampok dan sebagainya tetapi sebaliknya kalau ada yang melakukan shalat tetapi tetap berbuat maksiat, tentu kekhusuan shalatnya perlu dipertanyakan. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur'an surat Al-Ankabut: 45
. Shalat Mendidik Perbuatan Baik Dan Jujur
Dengan mendirikan shalat, maka banyak hal yang didapat, shalat akan mendidik perbuatan baik apabila dilaksanakan dengan khusus. Banyak yang celaka bagi orang – orang yang shalat yaitu mereka yang lalai shalat
selain mendidik perbuatan baik juga dapat mendidik perbuatan jujur dan tertib. Mereka yang mendirikan tidak mungkin meninggalkan syarat dan rukunnya, karena apabila salah satu syarat dan rukunnya tidak dipenuhi maka shlatnya tidak sah (batal)