Jurasan manajemen pendidikan islam
adalah merupakan salah satu jurasan yang di bekali dua skill yaitu kemampuan
dalam mamenej dan mendidik dgn baek,Pada mulax saya sangat pesimis berada
dijurusan ini karena banyak gosip yang mengatakan bahwa MPI itu tidak memiliki
arah tujuan,tapi saya harus optimis karna memang jurusan apapun yang kita pilih
kalau kita bisa memanfaatkan potensi yang ada pada diri kita maka kita pasti
akan jadi orang yg sukses,kesuksesan itu bukan dari jurusan yang kita ambil
tapi tergantung sampai dimana kita berusaha untuk menjadi orang yang
sukses,tapi kalau kalian ingin tau lebih dalam tentang mpi kalian masuk saja
dalam jurusan tsb
oleh : khaerudidin
tentang manajemen kewirausahaan
jurasan
A.Faktor-Faktor
Keberhasilan Dalam berwirausaha
a.keberhasilan berwirausaha
untuk menjadi
wirausaha di perlukan dukungan dari orang lain yang berhubungan dengan bisnis
yang kita ke lola. Mnurut Candra Eka jaya keberhasilan dalam berwirausaha mempunyai3 target yaitu:
·Goal atau target yang anda miliki: jangan
berwirausaha dengan hanya mengatakan saya ingin kaya karena berwirausaha.
·Prestasi : terus mencoba melakukan apapun
untuk mencapai hasil yang kita inginkan, selain itu dapat juga di artikan bahwa
kita harus suka duka akan saya jalani karna prestasi datangnya dari alas an
yang kuat utuk mencapai golf tersebut.
·Kesabaran : sabar dalam menghadapi resiko
dalam berwirausaha.
b. langkah-langkah
keberhasilan
·Memiliki ide atau visi dan misi bisnis yang
jelas
Dalam memulai sebuah
bisnis seseorang harus mempunyai ide dan tujuan yang jelas dan sistematis agar
dapat berjalan sesuai dengan planning awal.
·Kemauan dan keberhasilan untuk menghadapi
resiko.
Resiko
bukan sesuatu hal bisa kita hindari sebab setiap usaha pasti ada resiko,kita
hanya bisa mengolah resiko tersebut menjadi lebih kecil dan sederhana dengan
menghadapinya bukan menghindarinya.
·Membuat perencanaan berwirausaha, mengorganisasikan
dan menjalankannya.
Maksudnya
yaitu (planning,organizing dan actuating) harus berjalan sesuai dengan
strukturnya masing-masing,dan hal itu harus berjalan beriringan sebagai
landasan utama dalam berwirausaha.
·Mengembangkan hubungan yang baik dengan mitar
usaha maupun dengan semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.
c.faktor yang berperan
dalam keberhasilan berwirausaha
·Kepribadian
Maksudnyakita mengetahui seseorang yang akan memulai
sebuah bisnis harus mempunyai mentalatau sikap kepribadian yang baik terhadap bawahanya.
·Pengalaman
Pengalaman sangat penting untuk
menjalankan usaha,sebab dari pengalaman kita dapat belajar dari sesuatu yang
telah kita alami di masa lalu,baik kejadian yang menyenagkan maupun kejadian
yang kurang mengenakkan, sebab guru yang baik adalah pengalaman yang membuat
kita bangkit menjadi yang lebih baik.
·Pembimbing atau panutan dari orang lain atau
keluarga.
Panutan dari orang lain maupun keluarga
menjadi faktor dari luar yang menjadikan kita lebih termotivasi dengan segala
bentuk rintangan yang nantinya akan kita hadapi. Dengan begitu kita tidak
merasa sendiri.
B.Faktor-faktor penyebab ke gagalan dalam
berwirausaha.
·Perencanaan
Perencanaan adalah faktor utama dalam
setiap memulai sebuah usaha,sebab kita melangkah untuk menjalani sebuah pilihan
yang akan menentukan sukses tidaknya suatu usaha oleh sebab itu perencanaan
harus di utamakan dan di pikirkan secara matang sebagai usaha meminimalisir
datangnya sebuah kegagalan.
·Modal dan keuangan
Modal dalam memulai usaha dapat menjadi
sesuatu yang dapat menjadikan usaha kita gagal dikarenakan kita tidak mampu
mengatur setiap ada pemasukan atau pengeluaran.
·Kurangnya kemampuan pemasaran
Usaha objek penentu kegagalan dan ke
suksesan adalah pasar atau marketing,oleh sebab itu kita memerlukan riset pasar
terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang di inginkan dan di butuhkan oleh
konsumen,dengan begitu produk atau jasa kena kepada sasarannya.
·Lokasi kurang memadai.
Lokasi menjadi faktor penentu
selanjutnya,lokasi yang hendak kita gunakan dalam penjualan harus pada tempat
yang stretegis dan mudah di jangkau oleh masyarakat agar masyarakat tidak
merasa kesulitan ketika hendak berkunjung ke tempat usaha kita tersebut.
·Sikap kurang sungguh-sungguh dalam
kewirausahaan.
Dalam berwirausaha sikap konsisten dan
sungguh-sungguh terhadap apa yang telah kita jalani adalah faktor utama
kesuksesan dan kegagalan kita,sebab jika kita telah yakin dan optimis dalam
menjalaninya segala bentuk rintang akan terasa mudah di hadapi.
·Sebelum kita memulai bisnis seseorang harus
berani mengambil resiko.
Berani dalam mengambil resiko terhadap
setiap langkah yang kita tempuh dalam berwirausaha adalah penentu
selanjutnya,setiap keputusan pasti ada resiko yang harus di jalani, yang
menjadi tugas kita hanyalah bagaimanacara kita menghadapi dan menyelesaikannya dengan kepala dingin dan
mengambil setiap hikma dan pelajaran yang terkandung dalam resiko tersebut.
Oleh :khairuddin
Tentang psikologi pendidikan
Fakultas
Pendidikan
adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar.
Sedangkan Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap
proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Dari batasan di
atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar.
Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan
menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal
belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada
persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan belajar.
Mendorong
Tindakan-tindakan Belajar
Demikian juga, subjek didik sering
dipersepsikan sebagai sosok yang bertugas mengkonsumsi informasi-informasi dan
pengetahuan yang disampaikan pendidik. Semakin banyak informasi pengetahuan
yang mereka serap atau simpan semakin baik nilai yang mereka peroleh, dan akan
semakin besar pula pengakuan yag mereka dapatkan sebagai individu terdidik. Fungsi ini, dalam batas-batas
tertentu, perlu dipertahankan, tetapi harus dikombinasikan dengan fungsi-fungsi
sosial yang lebih luas, yakni membantu subjek didik untuk memadukan
informasi-informasi yang terpecah-pecah dan tersebar ke dalam satu falsafah
yang utuh. Sebagai penengah, pendidik harus mengetahui dimana letak
sumber-sumber informasi pengetahuan tertentu dan mengatur mekanisme
perolehannya apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh subjek didik.Dengan
perolehan informasi pengetahuan tersebut, pendidik membantu subjek didik untuk
mengembangkan kemampuannya mereaksi dunia sekitarnya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan
Hasil Belajar 1. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis ini mencakup faktor material pembelajaran, faktor
lingkungan, faktor instrumental dan faktor kondisi individual subjek
didik.Material pembelajaran turut menentukan bagaimana proses dan hasil belajar
yang akan dicapai subjek didik. Karena itu, penting bagi pendidik untuk
mempertimbangkan kesesuaian material pembelajaran dengan tingkat kemampuan
subjek didik ; juga melakukan gradasi material pembelajaran dari tingkat yang
paling sederhana ke tingkat lebih kompeks. Faktor lingkungan, yang meliputi
lingkungan alam dan lingkungan sosial, juga perlu mendapat perhatian. Belajar
dalam kondisi alam yang segar selalu lebih efektif dari pada sebaliknya.
Demikian pula, belajar padapagi hari selalu memberikan hasil yang lebih baik
dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan sosial yang hiruk pikuk, terlalu
ramai, juga kurang kondisif bagi proses dan pencapaian hasil belajar yang
optimal.
2. Faktor Psikologis Faktor-faktor psikologis yang
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, jumlahnya banyak sekali, dan
masing-masingnya tidak dapat dibahas secara terpisah.Perilaku individu,
termasuk perilaku belajar, merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang
lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala, seperti
perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.
2.1. Perhatian Tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan perhatian
intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif
ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian
intensif subjek didik ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi
pembelajaran tertentu, seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan subjek didik, menyajikan material pembelajaran dengan
teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif, seperti bermain peran (role
playing), debat dan sebagainya.
. 2.2. Pengamatan Pengamatan adalah cara
pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan,
pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bai masuknya pengaruh
dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu pengamatan penting
artinya bagi pembelajaran.
2.3. Ingatan Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan,
yakni
(1) menerima kesan,
(2) menyimpan kesan, dan
(3)
memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan”
selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan
mereproduksi kesan. Kecakapan merima kesan sangat
sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu
mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
2.4.
Berfikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep
(Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang.
Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan
antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang yang
berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir
pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut
:
(1) pembentukan pengertian,
(2) penjalinan pengertian-pengertian, dan
(3) penarikan kesimpulan.
2.5. Motif
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar,
seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan
baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang
pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif
intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin
mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.
BIODATA DIRIKU
NAMA: KHAIRUDDIN
JURUSAN : MPI
FAKULTAS: TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS : UIN ALAUDDIN MAKASSAR
HOBY: MENGAJI AND MAIN BOlA
Oleh : khaeruddin
FIQIH
TENTANG PENGERTIAN SHOLAT
universitas
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf
dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan.Shalat merupakan
rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang)
salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia
mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia
meruntuhkan agama (Islam). Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam
sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang
harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun
sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat – shalat sunah.Untuk membatasi
bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis hanya membahas tentang
shalat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari – hari.
I. Pengertian Shalat
Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology
istilah, para ahli fiqih mengartikan
secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan
perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya
kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan secara
hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan
takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan
kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada
Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua –
duanya”
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara
hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan
yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan
rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi, 30)
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah
merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang diawali
dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah
ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin)
kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.
II. Sejarah Dan Dalil Tentang Kewajiban Shalat
a. Sejarah Tentang Diwajibkan Shalat
Perintah tentang diwajibkannya mendirikan shalat tidak seperti Allah mewajibkan
zakat dan lainnya. Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang
luar biasa yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj,
dimana proses ini tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara
keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan setelahnya Nabi melaksanakan Isra
dan Mi’raj, umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan yaitu, yang secara
terang – terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah – tengahnya dan yang
yakin sekali kebenarannya.
Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang
utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal – amal yang lainnya, dan
mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya
b. Dalil – Dalil Tentang Kewajiban Shalat
An-Nuur: 56 وَاَقِيْمُوْ الصَّلاَةَ وَآتُوْ الزَّكَوةَ
وَاَطِيْعُوْ االرَّسُوْلَ لَعَلَكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Artinya : Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar
supaya kalian semua diberi rahmat
Dari dalil – dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata – kata perintah shalat
dengan perkataan “laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan “dirikanlah”.
Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah
sehingga banyak mereka yang Islam dan melaksanakan shalat tetapi mereka masih
berbuat keji dan munkar. Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur
lahir juga mengandung unsur batiniah sehingga apabila shalat telah mereka dirikan,
maka mereka tidak akan berbuat jahat
III. Batas Waktu Shalat Fardlu
1.Shalat Dzuhur
Waktunya: ketika matahari mulai condong ke arah Barat hingga bayangan suatu
benda menjadi sama panjangnya dengan benda tersebut kira – kira pukul 12.00 –
15.00 siang
2.Shalat Ashar
Waktunya: sejak habisnya waktu dhuhur hingga terbenamnya matahari. Kira – kira –
kira pukul 15.00 –18.00 sore.
3.Shalat Magrib
Waktunya: sejak terbenamnya matahari di ufuk barat hingga hilangnya mega merah
di langit. Kira – kira pukul 18.00 – 19.00 sore
4.Shalat Is’ya
Waktunya: sejak hilangnya mega merah di langit hingga terbit fajar. Kira – kira
pukul 19.00 – 04.30 malam. Shlat Shubuh
Waktunya : sejak terbitnya fajar (shodiq) hingga terbit matahari. Kira – kira
pukul 04.00 – 5.30 pagi
IV. Beberapa Pelajaran Dan Kewajiban Shalat
a. Shalat Merupakan Syarat Menjadi Takwa
Taqwa merupakan hal yang penting dalam Islam karena dapat menentukan amal /
tingkah laku manusia, orang – orang yang betul – betul taqwa tidak mungkin
melaksanakan perbuatan keji dan munkar, dan sebaliknya
Salah satu persyaratan orang – orang yang betul betul taqwa ialah diantaranya
mendirikan shalat sebagimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah
b. Shalat Merupakan Benteng Kemaksiatan
Shalat merupakan benteng kemaksiatan artinya bahwa shalat dapat mencegah
perbuatan keji dan munkar. Semakin baik mutu shalat seseorang maka semakin
efektiflah benteng kemampuan untuk memelihara dirinya dari perbuatan makasiat
Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar apabila dilaksanakan dengan
khusu tidak akan ditemukan mereka yang melakukan shalat dengan khusu berbuat
zina. Maksiat, merampok dan sebagainya. Merampok dan sebagainya tetapi
sebaliknya kalau ada yang melakukan shalat tetapi tetap berbuat maksiat, tentu
kekhusuan shalatnya perlu dipertanyakan. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur'an
surat Al-Ankabut: 45
. Shalat Mendidik Perbuatan Baik Dan Jujur
Dengan mendirikan shalat, maka banyak hal yang didapat, shalat akan mendidik
perbuatan baik apabila dilaksanakan dengan khusus. Banyak yang celaka bagi
orang – orang yang shalat yaitu mereka yang lalai shalat
selain mendidik perbuatan baik juga dapat mendidik perbuatan jujur dan tertib.
Mereka yang mendirikan tidak mungkin meninggalkan syarat dan rukunnya, karena
apabila salah satu syarat dan rukunnya tidak dipenuhi maka shlatnya tidak sah
(batal)